Walikota Teladan

Walikota Basrah Abu Musa Al-Asyari bersyukur kepada Allah karena memiliki tentara muslim yang tangguh, berdisiplin dan kuat. Berhasil memenangkan sejumlah peperangan. 

Setelah selesai salah satu peperangan, seorang Badui, termasuk tentara muslim, tengah menghitung-hitung ghanimah dari hasilnya berperang. Kali ini dia ingin dapatkan seluruh ghanimah. 

Hasil hitungan itu disampaikan kepada walikota namun walikota hanya mau memberi setengah dari ghanimah. Badui masih tetap ngotot minta seluruh hak ghanimahnya sebagai tentara muslim. 

Abu Musa khawatir sikap Badui bisa memancing tentara muslim lainnya turut meminta ghanimah seluruhnya. Padahal sebagian ghanimah diperlukan untuk kemashalahatan masyarakat. Karena Badui itu tetap ngotot, maka walikota menghukumnya. Badui dihukum cambuk dan kepalanya digunduli di depan umum. 

Perbuatan Abu Musa menambah kemarahan Badui. Dia pergi ke Madinah dan melapor ke Khalifah Umar bin Khatab. Dia minta keadilan. Khalifah bijaksana. Dia menerima pengaduan Badui dan menghukum balik walikota sebagaimana hukuman yang diterima Badui. Seketika Badui senang bukan main. Wajahnya menjadi ceria. 

Tidak begitu dengan Walikota Abu Musa. Dia menyadari kesalahannya. Kini bersiap menerima hukuman balasan kena cambuk dan digunduli di depan rakyatnya serupa nasib Badui. Para penasehat walikota menyarankan supaya Abu Musa menolak perintah Khalifah. Bagaimana bisa walikota dipermalukan oleh Badui yang rakyat biasa ? Abu Musa tetap dalam pendirian. 

Saat hukuman tiba, Abu Musa pasrah. Badui siap mencambuk walikota tapi hatinya bergetar. Bukankah perbuatan walikota itu untuk kebaikan umat Islam ? Tiba-tiba cambuk dibuang dan dia memeluk Abu Musa. Keduanya berpelukan seraya saling memaafkan.  

No comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan cerdas dan bijak, lebih baik diam daripada anda komentar yang tidak bermutu