Showing posts with label islam. Show all posts
Showing posts with label islam. Show all posts

Gema Kehidupan

Seorang anak kecil dan ayahnya sedang berjalan disebuah gunung. Tiba-tiba anak itu tergelincir dan menjerit, "Aaaaahhh!!!" Betapa kagetnya ia, ketika terdengar ada suara dari balik gunung, "Aaaahhh!!!"

Dengan penuh rasa ingin tahu, ia berteriak, "Hai siapa kau?" Ia mendengar lagi suara dari balik gunung, "Hai siapa kau?" Ia merasa dipermainkan dan dengan marah berteriak lagi, "Kau pengecut...!!"

Sekali lagi dari balik gunung terdengar suara, "Kau pengecut...!!" Ia lalu menengok ke ayahnya dan bertanya, "Ayah, sebenarnya apa yang terjadi ?" Ayahnya tersenyum dan berkata, "Anakku, mari perhatikan ini." Kemudian ia berteriak sekuat tenaga pada gunung, "Aku mengagumimu..!!"
Dan suara itu menjawab, "Aku mengagumimu..!!" Sekali lagi ayahnya berteriak, "Kau adalah sang juara..!!" Suara itu pun menjawab lagi, "Kau adalah sang juara..!!" Anak itu merasa terheran-heran, tapi masih juga belum memahami. Kemudian ayahnya menjelaskan, "Nak, orang-orang menyebutnya gema, tetapi sesungguhnya ada makna lain di dalam kehidupan kita ini. Ia akan mengembalikan padamu apa yang kamu lakukan dan katakan. Hidup kita ini adalah refleksi dari tindakan kita."

Bila kau ingin mendapatkan lebih banyak ketulusan dan kasih sayang di dunia ini, maka berikanlah ketulusan dan kasih sayang dari hatimu. Bila kau ingin mendapatkan kebaikan dari orang lain, maka berikanlah kebaikan dari dirimu. Hal ini berlaku pada apa saja dan pada semua aspek dalam hidup. Hidup akan memberikan apa yang telah kamu berikan padanya. Maka, sebenarnya hidup ini bukan suatu kebetulan. Hidup adalah pantulan dari dirimu, gema dirimu."

Tentang Dosa

Dosa itu ada yang digolongkan sebagai "dosa besar" dan ada yang digolongkan sebagai "dosa kecil" adalah berdasarkan penjelasan dan ketetapan dari Allah SWT sendiri, sebagaimana firman-Nya di dalam kitab suci Al-Qur'an : "Jika kamu menjauhi dirimu dari dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil), dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (syurga)".  Quran Explorer - [Sura : 4, Verse : 31 - 31] 

Menyeimbangkan Dunia & Akhirat

Dalam kamus Islam kita mengenal dua cara untuk mendapatkan pahala (kebaikan), yaitu memperbaiki (hubungan baik) manusia kepada yang khalik (Allah), sering juga disebut dengan hubungan vertikal dan hubungan antara sesama manusia disebut dengan hubungan horizontal. Dua macam ini nilai ganjarannya sama yaitu ibadah. Kita sebut dua cara macam hubungan tadi nilainya sama ibadah, tetapi bukan berarti ibadah horizontal nilainya sama dengan nilai ibadah secara vertikal langsung kepada Allah. Seperti yang kita tahu nilai ibadah vertikal yaitu ibadah yang difokuskan pada pelaksanaan rukun islam. Seandainya disebut setara, maka akan banyak kalangan Islam cukup mendahulukan berbuat baik kepada manusia saja, dan boleh melupakan hal-hal yang sudah tercantum dalam rukun islam tersebut. Jadi kata sama bukan berarti setara pahalanya antara sholat kepada Allah dan berbuat baik kepada manusia. Sekalipun dua-duanya diniatkan sama-sama berbuat kebaikan dalam mencari ridho Allah SWT. Hingga kini tak seorang ulama pun yang bisa mengukur berapa besar pahala sebuah nilai kebajikan sesama manusia dibanding dengan pahala atas pekerjaan kita menyembah Allah (sholat). Inilah sebuah rahasia Allah, hanya Allah yang pasti sanggup mengukur bagaimana tingkat kesolehan manusia berbuat karya sesama manusia itu sendiri, dan bagaimana pula Allah menilai seseorang yang telah berlaku soleh terhadap-Nya.  

Sulitkah Mendekati Allah

Apa sebetulnya yang disebut dengan dekat kepada Allah SWT itu ? Untuk menjawab pertanyaan ini ada baiknya kita ambil perumpamaan, sebuah contoh kasus yang sering terjadi sehari-hari dalam pergaulan hidup manusia. Si Budi rajin mengerjakan sholat dan hal-hal yang diperintahkan Allah kepada manusia. Hubungan yang dia bangun adalah hubungan kemitraan vertikal langsung kepada Allah. Banyak ulama menyebutnya ini termasuk dalam kategori dekat kepada Allah. Jadi nilai sholat disebut sebagai nilai pendekatan kepada yang khalik-Nya. Dengan demikian, maka hubungan vertikal dengan Allah secara langsung tadi adalah sebuah kualitas pendekatan dengan Allah. Contoh tadi bukan harga mati. Tentu masih banyak cara lain agar kita bisa dekat kepada Allah. Tidak hanya itu! 

Pesiar Keliling Bumi dan Langit

Quran Explorer - [Sura : 17, Verse : 1 - 1]

Muhammad bin Abdullah adalah salah satu dari sekian banyak lelaki dari suku Quraisy dan banyak manusia di dunia. Masih banyak lagi lelaki dan manusia lainnya yang lebih kuat, lebih pintar dan lebih kaya dari Muhammad itu sendiri. Bahkan ada sebagian dari mereka itu yang menjadi raja diraja yang tidak didapat Muhammad, anak dari seorang ayahanda bernama Abdullah dan seorang ibunda bernama Aminah. 

Menjaga hati tetap ingat kepada Allah SWT

Jangan menunda bermuhasabah, agar kesalahan yang sama dapat dihapus, paling tidak diminimalisasi. 
Jauhilah kesombongan karena kesombongan adalah penyakit hati yang berbahaya dan membuat seseorang berbangga diri.
Tumbuhkan sikap tawadhu, yakinkan bahwa masih banyak orang-orang yang bisa berbuat jauh lebih baik dari kita, sehingga tidak cepat merasa puas.
Tetaplah beristighfar dalam setiap langkah agar jika menyimpang ke jalan yang sesat bisa diluruskan kembali. 
Keberuntungan adalah momen ketika persiapan berpapasan dengan kesempatan. Luangkan waktu 30 menit sekali dalam satu minggu untuk menenangkan diri / berkontemplasi. 
Seperti dalam pekerjaan, jika kita tidak memperluas pergaulan maka kita akan merasa bosan. 
Kita semua mencari kebahagiaan. Wajar bila kadang-kadang kita merasa kehilangan, ketika perasaan ini datang pergilah ke dalam diri kita sendiri dan temukanlah potensi lain yang tersembunyi.
Tidurlah cepat-cepat, bangunlah cepat-cepat, hidup kita pasti bahagia. 

Walikota Teladan

Walikota Basrah Abu Musa Al-Asyari bersyukur kepada Allah karena memiliki tentara muslim yang tangguh, berdisiplin dan kuat. Berhasil memenangkan sejumlah peperangan. 

Setelah selesai salah satu peperangan, seorang Badui, termasuk tentara muslim, tengah menghitung-hitung ghanimah dari hasilnya berperang. Kali ini dia ingin dapatkan seluruh ghanimah. 

Hasil hitungan itu disampaikan kepada walikota namun walikota hanya mau memberi setengah dari ghanimah. Badui masih tetap ngotot minta seluruh hak ghanimahnya sebagai tentara muslim. 

Abu Musa khawatir sikap Badui bisa memancing tentara muslim lainnya turut meminta ghanimah seluruhnya. Padahal sebagian ghanimah diperlukan untuk kemashalahatan masyarakat. Karena Badui itu tetap ngotot, maka walikota menghukumnya. Badui dihukum cambuk dan kepalanya digunduli di depan umum. 

Perbuatan Abu Musa menambah kemarahan Badui. Dia pergi ke Madinah dan melapor ke Khalifah Umar bin Khatab. Dia minta keadilan. Khalifah bijaksana. Dia menerima pengaduan Badui dan menghukum balik walikota sebagaimana hukuman yang diterima Badui. Seketika Badui senang bukan main. Wajahnya menjadi ceria. 

Tidak begitu dengan Walikota Abu Musa. Dia menyadari kesalahannya. Kini bersiap menerima hukuman balasan kena cambuk dan digunduli di depan rakyatnya serupa nasib Badui. Para penasehat walikota menyarankan supaya Abu Musa menolak perintah Khalifah. Bagaimana bisa walikota dipermalukan oleh Badui yang rakyat biasa ? Abu Musa tetap dalam pendirian. 

Saat hukuman tiba, Abu Musa pasrah. Badui siap mencambuk walikota tapi hatinya bergetar. Bukankah perbuatan walikota itu untuk kebaikan umat Islam ? Tiba-tiba cambuk dibuang dan dia memeluk Abu Musa. Keduanya berpelukan seraya saling memaafkan.  

Rasulullah & Pengemis Yahudi Buta

Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah, seorang pengemis yahudi buta, hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku! jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya".

Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang beliau wafat. 

Setelah Rasul wafat maka tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.a. Beliau bertanya kepada anaknya, "Anakku adakah sunnah yang belum aku kerjakan ?" Aisyah r.a menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah ahli sunnah, hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah itu?", tanya Abubakar r.a. "Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.a.

Keesokan harinya Abu bakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a. mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "siapakah kamu ?" Abubakar menjawab, "aku orang yang biasa". "Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", "Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan padaku dengan mulutnya sendiri". 


Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad SAW". Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, "benarkah? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya dan ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, Pengemis yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a.  

Jaga Hati Tetap Bersih

Masjid Nabawi penuh sesak. Kaum muslimin selalu memadati tiap kali panggilan shalat. Wanita-wanita beriman juga tak mau kalah ikutan berjamaah di belakang shaf laki-laki. Sehabis shalat, semua jemaah laki-laki dan wanita keluar masjid, mereka seakan-akan saling mendahului satu dengan lainnya. Laki-laki dan wanita membaur di dalamnya. Tak jarang saling bersenggolan. 

Kejadian itu mendapat perhatian dari Nabi Muhammad SAW. "Belakangan saja kalian," ujar Nabi kepada kaum wanita muslimah. "Tetaplah kalian berada di tepian jalan," ujar Nabi lagi. Apa yang disampaikan Nabi seketika menyebar ke seluruh kaum muslimin. Hari-hari selanjutnya keluarnya kaum muslimin dari masjid menjadi lebih tertib. Wanita membiarkan lelaki mendahului keluar dari masjid, barulah kemudian wanita mengikutinya. Mereka tidak lagi saling berebutan. 

Nabi tidak hanya melarang wanita muslimah bercampur ketika keluar dari masjid. Beliau juga menasehati kaum laki-laki beriman supaya menjaga hati terutama dari dorongan syahwat bawah perut. "Takutlah kalian memasuki tempat-tempat wanita," seru Nabi kepada kaum lelaki. 

Seorang lelaki menanggapi, "Wahai Rasullullah, apakah engkau ada melihat bahayanya seorang lelaki mendekati tempat-tempat wanita yang termasuk keluarganya seperti ipar, keponakan, saudara sepupu ?" 

"Bahayanya itu adalah kematian !" kata Nabi yang berarti benar-benar berbahaya karena dapat menjurus pada perzinahan. Nasehat Nabi kepada lelaki itu menunjukkan tidak ada kompromi dalam soal keharaman. Nabi bermaksud menutup semua jalan-jalan menuju perzinahan. Bisa jadi awalnya biasa-biasa saja. Bilamana terus berlanjut maka syetan yang terkutuk itu akan memasukkan bisikan yang lebih dahsyat dan akhirnya bisa berujung pada suatu perzinahan. 

Keistimewaan Hari Jumat

Ahmad bin Hanbal dan Al-Hakim mengemukakan sebuah hadits diperoleh dari Aus bin Aus Ath-Thaqafi ra yang menyebutkan bahwa dia mendengar sendiri Rasullullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang membersihkan badan dan mandi pada hari Jum'at, setelah itu dia siap segera berangkat menghadiri shalat Jum'at, berjalan kaki, tidak berkendaraan, lalu mendekati imam (duduk di shaf terdepan) dan tidak membuat sia-sia serta mendengarkan khutbah baik-baik, maka setiap langkah yang ditempuh dalam perjalanan ke Masjid dia memperoleh ganjaran pahala satu tahun puasa dan sembahyang shalat Jum'atnya."

Hari Jum'at adalah hari dimana Rasullullah SAW melarang bercukur rambut sebelum shalat Jum'at. Hal itu dinyatakan mengikut satu hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, diperoleh dari Amr bin Syu'aib yang menerima dari ayahnya sendiri (Syu'aib). Dikatakan oleh Syu'aib bahwa dia menyaksikan sendiri Rasullullah SAW melarang bercukur rambut pada hari Jum'at sebelum shalat Jum'at. 

Hari Jum'at adalah hari dimana terlepas dari siksa kubur. Abu Ya'la mengemukakan sebuah hadits diperoleh dari Anas ra yang menyebut bahwa Rasullullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang meninggal dunia pada hari Jum'at, dia terhindar dari siksa kubur." 

Hari Jum'at adalah hari dimana sedekah berlipat ganda. Ibnu Abi Syaibah di dalam "Al-Mushannaf" mengetengahkan sebuah hadits yang diperoleh dari Ka'ab yang menyebutkan bahwa Rasullullah SAW bersabda : "Pahala sedekah berlipat ganda pada hari Jum'at."

Hari Jum'at adalah hari dimana pahala kebajikan dan dosa kejahatan berlipat ganda. Ibnu Syaibah mengemukakan hadits yang diperoleh dari Ka'ab yang menyebutkan bahwa hasanah dan sayyiah yang diperbuat pada hari Jum'at pahala dan dosa masing-masing berlipat ganda.  

Hari Jum'at adalah hari penghapusan dosa. Ibnu Majah mengemukakan sebuah hadits diperoleh dari Abu Hurairah ra, yang menyebut bahwa Rasullullah SAW bersabda : "Dari hari Jum'at hingga Jum'at berikutnya adalah masa penghapusan dosa, manakala dia tidak berbuat dosa besar (kaba'ir)."

Mengikuti satu hadits lainnya lagi, yaitu yang diriwayatkan oleh Al-Hakim, diperoleh dari Sulaiman menyebutkan bahwa Rasullullah SAW pernah bertanya kepadanya : "Tahukah engkau apakah hari Jum'at itu ?" Dia menjawab, "Allah SWT dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Baginda setelah itu menjelaskan, "Hari itu adalah hari dimana Allah SWT mengumpulkan kedua orangtua kamu." 

Hari Jumat adalah hari dimana Rasullullah SAW menganjurkan umatnya supaya banyak-banyak bershalawat kepada Baginda : "Hendaklah kamu banyak-banyak bershalawat kepadaku pada hari Jum'at karena hari itu adalah hari yang disaksikan (Masyud) oleh Malaikat."

Hari Jum'at adalah hari penciptaan Adam as. Muslim mengemukakan sebuah hadits yang diperoleh dari Abu Hurairah ra, yang menyebutkan bahwa Rasullullah SAW bersabda : "Hari terbaik dimana matahari terbit adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu dia dimasukkan ke dalam Syurga dan pada hari itu pula dia dikeluarkan dari Syurga.

Hari Jum'at adalah hari berlimpahnya maghfirah. Anas ra mengemukakan sebuah hadits yang menyebutkan bahwa Rasullullah SAW bersabda : "Sesungguhnya bahwa Allah SWT tidak membiarkan seorang muslim pun yang tidak diampuni dosanya." 

Dan tentunya masih banyak lagi keistimewaan dan keberkahan dari hari Jum'at yang tidak bisa disebutkan disini selain itu hari Jum'at juga adalah hari rayanya umat muslim seperti layaknya hari raya idul fitri dan idul adha yang kita rayakan dengan penuh suka cita maka tidak ada salahnya kalau kita menyambut hari Jum'at juga dengan perasaan suka cita dengan menyegerakan ibadah shalat Jum'at di Masjid. 

Kisah Bonaparte

Napoleon Bonaparte dari Perancis. Dikenal dan terkenal dalam sejarah dunia. Turut mengubah wajah dunia pada zamannya. Bahkan kebijakannya pernah juga mempengaruhi pemerintahan di Indonesia semasa penjajahan Belanda dahulu.

Bonaparte bukan sembarang jenderal. Dia punya perhatian terhadap agama-agama di dunia dari Yahudi, Nasrani dan Islam. Penjelajahannya ke negri-negri Arab semakin memperkenalkannya kepada ajaran Islam. Berusaha memahami apa itu sebenarnya Islam. 

"Musa telah diutus kepada bangsanya untuk mengajak ke jalan Allah. Isa Almasih diutus ke dunia Romawi dan Muhammad diutus ke benua lama," katanya mengungkapkan tiga manusia besar dalam sejarah-sejarah agama di dunia. Tidak seorangpun dapat memungkirinya. Sebab ketiga orang besar itu telah mengilhami tiga agama besar di dunia yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam.

Menurut Bonaparte, jazirah Arabia sesudah Isa Almasih menjadi penyembah berhala selama 6 abad sampai pada waktu datangnya Muhammad dengan seruannya supaya menyembah kepada Allah Swt. Apa yang diumumkan Muhammad itu telah meninggalkan kesan mendalam bagi Bonaparte. Hasil pengamatannya terhadap Muhammad dan Al-Quran selama ini menyimpulkan ada sesuatu yang lebih dari Al-Quran. 

"Saya berharap dalam waktu yang tidak lama lagi, saya dapat mempersatukan semua kaum cerdik, pandai dan terpelajar dari semua negara dan membentuk pemerintahan yang seragam berdasarkan prinsip-prinsip Al-Quran, karena hanya Al-Quran saja yang menunjukkan manusia ke jalan keselamatan," kata Bonaparte tanpa ragu-ragu. Begitu pengalaman Bonaparte dikutip dari buku "Bonaparte et I'Islam", Cherfils, Paris.  

Teman Setia

Sebesar apapun kasih suami terhadap istri atau istri terhadap suami, tak seorangpun mau menemani kekasihnya di dalam kubur. Bahkan dia akan menimbuni kekasihnya itu dengan tanah lalu diinjak-injak biar tanahnya menjadi keras supaya kekasihnya tetap di dalam kubur selama-lamanya. 

Meski semua kekasih bersikap begitu terhadap kekasihnya masing-masing, namun ternyata ada kekasih yang benar-benar kekasih. Kekasih sejati. Dia tak hanya mau menemani kekasihnya selagi hidup tapi juga menemaninya ketika kekasihnya berada di dalam kubur sekalipun. Lebih dari itu, dia terus menemaninya sampai kekasihnya kembali dibangkitkan oleh Tuhan-nya di akhirat. 

Rasullullah SAW bersabda, "Rumah yang di dalamnya dibacakan Al-Quran, maka di atas rumah itu ada tanda dari cahaya sebagai petunjuk bagi penduduk langit, seperti bintang bercahaya menjadi petunjuk di tengah lautan atau di tengah gurun. 

Jika orang yang selalu mempelajari Al-Qur'an meninggal dunia, maka Al-Qur'an datang kepadanya dalam bentuk yang bagus dan berdiri di sisi kepalanya hingga dia selesai dikafani. Al-Qur'an kemudian masuk ke dadanya, di bawah kain kafan. Setelah dikuburkan, ditimbun dengan tanah dan istri serta keluarganya meninggalkannya, Malaikat Munkar dan Nakir segera mendatanginya dan mendudukkan di kubur. Al-Qur'an kemudian mendatangi Munkar dan Nakir. 

Kedua malaikat itu berkata, "Minggirlah, kami akan menanyainya!" Al-Qur'an menjawab, "Tidak. Demi Tuhan yang mempunyai Ka'bah, dia adalah sahabat dan kekasihku, dan aku tidak akan mengecewakannya dalam keadaan apapun. Jika kalian diperintahkan sesuatu, lakukanlah apa yang diperintahkan, dan biarkan aku di tempat ini, karena aku tidak akan meninggalkannya sampai aku memasukkannya ke syurga."

Al-Qur'an memandang kepada orang itu dan berkata, "Aku adalah Al-Qur'an, kekasihmu tersayang, dan siapa yang kusayangi, maka Allah pun menyayanginya. Setelah pertanyaan Munkar dan Nakir selesai, tidak ada kesusahan dan kesedihan bagimu." 


Thumakninah Shalat

Ketika Nabi Muhammad SAW selesai mengerjakan shalat bersama para sahabat, datanglah seseorang dengan tergesa-gesa. Dia masuk ke dalam masjid dan mengerjakan shalat. 

Orang itu shalat sebagaimana Nabi shalat dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Namun dalam melaksanakan rukuk dan sujud, semuanya dikerjakan dengan tergesa-gesa tanpa ada thumakninah. Layaknya orang yang terpaksa melaksanakan suatu pekerjaan yang tidak disukainya. Orang itu ingin cepat-cepat selesai. Yang penting gerakannya ada berdirinya, rukunya dan sujudnya serta duduknya. 


Menyaksikan itu Nabi bertanya kepada para sahabat, "Apakah kalian melihat ini ?" Kemudian para sahabat memperhatikan orang yang sedang shalat dalam keadaan tergesa-gesa sehingga rukuknya dan sujudnya kelihatan mematuk-matuk seperti patukan burung ketika sedang mencari makanan. 


Orang yang shalat berarti tengah menghadapi Tuhannya Yang Maha Kuasa. Karena itu mana bisa berlaku semau gue dalam shalatnya. Siapapun yang berhadapan dengan Allah Maha Kuasa seyogyanya dalam keadaan takut dan penuh harap. Menjadi kewajiban bagi kaum muslimin memperhatikan shalatnya masing-masing.   

Berani Karena Benar

Keberanian Rasullullah SAW jangan ditanya. Bilamana peperangan sedang dahsyat-dahsyatnya, semua sahabat langsung mendekati dan mengelilingi Rasullullah. Bukan karena mereka ingin melindungi beliau melainkan justru mereka sendiri yang menginginkan perlindungan beliau. Sebab saat itu beliau manusia yang paling tenang, paling berani dan paling tidak pernah takut terhadap apapun yang terjadi. 

Keberanian itu pula yang beliau ajarkan kepada umatnya dimanapun berada. Umar bin Khatab juga menghargai keberanian rakyatnya. Melakukan pembinaan keberanian terhadap anak-anak muslim.


Suatu hari di suatu lorong, sekumpulan anak-anak sedang bermain. Sebagian berlarian. Sebagian lagi bergulingan. Menunjukkan kegembiraan anak-anak yang belum mengenal kesusahan hidup. Hari-harinya adalah bermain dan bermain tanpa henti.


Dari kejauhan anak-anak melihat Khalifah Umar bin Khatab berjalan cepat. Tampangnya gagah dan gerak-geriknya menakutkan. Sudah terkenal kemana-mana kalau khalifah ini galak. Tak pernah kenal kompromi untuk menegakkan kebenaran.


Seketika anak-anak berlarian. Bubar dari bermain-main di jalan. Mereka bersembunyi di tempat yang tidak mungkin kelihatan khalifah. Jalan yang tadinya ramai gelak canda anak-anak berubah menjadi sepi dan sunyi. Hanya tinggal seorang anak di sana berdiri dan masih juga bermain sendiri. Tidak terpengaruh kawan-kawannya yang telah berlarian entah kemana. Mereka takut kepergok Umar bin Khatab. Lari dahulu sebelum kena bentak. 


Abdullah bin Zubair, nama anak itu, tak juga beranjak dari tempatnya meski Umar sudah di dekatnya. "Mengapa kamu tidak lari sebagaimana anak-anak yang lainnya ?" kata Umar.


"Aku bukan orang yang melakukan kejahatan yang membuat aku lari dari Anda. Lagi pula jalan ini tidak sempit, jadi masih cukup luas untuk Anda berjalan," jawabnya tangkas. Umar memuji Allah. Masih ada calon pemimpin umat masa depan yang berani.     

Belajar Bahasa Asing

Zaid bin Tsabit seringkali menyaksikan kedatangan orang-orang asing (selain bangsa Arab) buat mengunjungi Rasullullah SAW. Mereka berdialog, berdebat dan bertukar pikiran tentang Islam. Tak jarang, sebagian orang asing menguji Rasul untuk mengetahui tingkat intelektualitas beliau. 

Sebagian sahabat ada yang memahami bahasa asing karena terbiasa berdagang dengan mereka semasa zaman Jahiliyah. Namun sebagian lagi sahabat tidak memahami bahasa asing. Rosul sendiri hanya memahami bahasa Arab. Tiap kali berdialog dengan orang asing, maka Rosul ditemani sahabat-sahabatnya yang mahir berbahasa asing sebagai penerjemah (juru bicara). Salah satunya, Zaid bin Tsabit. 

Suatu hari Rosul mendapatkan surat bertuliskan bahasa asing, yaitu, bahasa Suryani. Beliau ingin mengetahui isi surat karenanya bertanya kepada Zaid, "Apakah engkau telah mempelajari bahasa Suryani dengan baik ?" 
"Tidak," jawab Zaid.
"Sesungguhnya telah datang kepadaku beberapa surat yang bertuliskan bahasa Suryani. Belajarlah  bahasa tersebut," 

Perintah Rosul langsung dikerjakan Zaid. Sejak itu dia tekun mempelajari bahasa Suryani. Kini bertambah satu lagi bahasa asing yang telah dikuasainya setelah bahasa Yahudi, Persia, Romawi dan lain-lain. Kemampuan utama bagi para juru bicara Rosul dalam mengembangkan dakwah ke seluruh bangsa-bangsa di dunia. 


Maha Suci Allah. Kemampuan Zaid mempelajari bahasa asing relatif singkat. Hanya dalam tempo 16 hari saja, Zaid mampu membaca dan menerjemahkan bahasa Suryani dan mampu berbicara dengan lancar layaknya suku bangsa Suryani sendiri. Bandingkan dengan kaum muslimin sekarang yang belajar bahasa asing selama 16 tahun dari SD sampai perguruan tinggi. 


Kebiasaan sahabat-sahabat Rasullullah membaca, memahami dan mengamalkan Al-Quran setiap harinya menjadi penerang untuk mempelajari bahasa asing dengan cepat. Al-Quran memancarkan cahaya pada otak sehingga memudahkan manusia untuk mempelajari bidang ilmu apa saja.    

Kewajiban Berdakwah

Agama Islam adalah satu-satunya agama yang tidak mengenal kependetaan. Artinya, di dalam agama Islam tidak dikenal seseorang yang secara struktural diangkat menjadi pejabat agama, ataupun diangkat menjadi petugas agama, dengan suatu tata cara keagamaan yang tersendiri. 

Ketahanan Rohaniah

Quran Explorer - [Sura : 14, Verse : 24 - 25]

Konstruksi manusia terdiri dari dua unsur. Pertama, unsur jasmani (lahiriah), terdiri antara lain dari mata, mulut, hidung, tangan, kaki dll. Kedua, unsur rohani (batiniah), yang masuk dalam aspek kejiwaan. Segi kejiwaan inilah yang berperan menentukan hidup manusia dalam segala aspek kehidupan. Kalau jiwa itu sehat, maka segala unsur jasmani (lahiriah) akan sehat dan baik pula. Walaupun jasmani manusia kelihatan segar tapi belum tentu dia lepas dari "problem-problem kehidupan" jika kesehatan jiwanya mengalami gangguan. 

Sakitnya Kematian

Di hadapan Rasullullah SAW ada bejana dari kulit yang di dalamnya terdapat air. Rasullullah kemudian memasukkan kedua tangannya ke dalam air lalu mengusapkan ke wajahnya seraya berkata, "Laa ilaaha illa Allah. Sesungguhnya dalam kematian itu terdapat banyak kesakitan." (HR Bukhari) 
Kita seringkali menyaksikan kematian manusia melalui televisi, film dan suratkabar maupun secara langsung dengan mata kepala sendiri. Bahkan bisa jadi manusia yang mati termasuk keluarga kita, kawan kita dan orang-orang yang kita sangat kenal lagi kita cintai. 

Kita juga mengetahui dan meyakini kalau suatu saat kita yang mati. Giliran kita yang menjadi mayat yang disaksikan kematiannya oleh banyak orang baik yang kita kenal maupun yang tidak kita kenal. Mengalami nasib serupa mereka-mereka yang telah mati lebih dahulu. Dikafani, dishalatkan lalu dimasukkan ke dalam kuburan dan ditimbun dengan tanah sampai kita benar-benar terbenam tanah. 

Apa dan bagaimana kematian yang dirasakan oleh mereka yang sudah mengalaminya ? tidak ada seorangpun yang pernah mati dapat hidup kembali kemudian menceritakannya. Tidak ada seorangpun di antara kita yang dapat menceritakannya dengan benar. Yang jelas, tiap-tiap orang pasti mengalami kematian. 

Karena kematian adalah wajar, masuk akal dan sudah seharusnya kita berusaha memahami kematian dengan pemahaman yang benar. Pemahaman yang benar mengenai kematian memungkinkan kita mampu mengadakan persiapan menghadapi kematian dengan cara yang juga benar. Pemahaman yang salah atas kematian dan keengganan memahami kematian merupakan pilihan dari setiap manusia yang harus dibayar pada saat kematian itu terjadi padanya. 

Apa dan bagaimana kematian hanya Allah Maha Tahu. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Tidak seorang pun manusia mengetahuinya termasuk Rasullullah SAW. "Sesungguhnya dalam kematian itu terdapat banyak kesakitan," kata Rasullullah SAW. Kita pun kini telah mengetahui apa dan bagaimana kematian. Jadi kematian adalah sangat menyakitkan. Kematian merupakan lumbung penderitaan. Kematian menjadi siksaan paling dahsyat. 


Rasullullah menjelaskan lebih lanjut, "Seringan-ringannya penderitaan mati itu bagaikan disabet pedang seratus kali." Pernah juga beliau mengatakan, "Siksaan malaikat maut itu lebih berat dibandingkan seribu sabetan pedang."

Dalam riwayat lainnya, Rasullullah menceritakan pengalaman Nabi Musa AS ketika bertemu Allah dan ia ditanya, "Hai Musa, bagaimana engkau merasakan mati ?" Musa menjawab, "Bagaikan besi yang bercabang-cabang, yang biasanya untuk membakar, dimasukkan ke dalam mulutku, semua cabangnya menusuk otot-ototku, lalu besi itu dicabut dari mulutku dengan sekali hentakan." Allah berkata kepadanya, "Padahal sudah Aku mudahkan kematianmu."

Rasullullah SAW mengatakan, "Bagi orang mukmin, mati berarti beristirahat dari beban dan siksaan dunia dan beralih untuk menikmati rahmat Allah. Di tempat lainnya, beliau mengatakan, bagi orang yang mati syahid pada jalan Allah maka kematian adalah kehidupan karena mereka langsung merasakan kenikmatan dan kebaikan dari Allah SWT. Mereka merasakan kenikmatan yang tiada tara, mereka ingin sekali dihidupkan dan kemudian dimatikan lagi dalam keadaan syahid secara terus-menerus. Hal ini menandai kenikmatan luar biasa bagi mereka yang mati syahid pada jalan Allah. Hidup adalah pembuktian iman dari detik ke detik sampai datang kematian. 

Sakaratul Maut Nabi Akhir Zaman


Pada pagi itu, dari atas mimbar masjid, Rasullullah dengan suara terbata-bata menyapa kaum muslimin, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, Al-Qur'an dan Assunnah. Barang siapa mencintai sunnahku, berarti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk surga bersama aku."

Warisan Nabi di Gurun Pasir

Quran Explorer - [Sura : 2, Verse : 213 - 213]

Inilah kisah yang ditulis oleh R.V.C Bodley, seorang penulis terkenal asal Amerika, penulis buku Wind in the Sahara, The Messenger, dan empat belas buku lainnya. Pada tahun 1918 dia tinggal di Afrika Barat Laut, hidup bersama orang-orang nomaden (orang yang hidupnya berpindah-pindah) yang telah memeluk Islam. Mereka selalu shalat, berpuasa dan berdzikir kepada Allah.