Ketahanan Rohaniah

Quran Explorer - [Sura : 14, Verse : 24 - 25]

Konstruksi manusia terdiri dari dua unsur. Pertama, unsur jasmani (lahiriah), terdiri antara lain dari mata, mulut, hidung, tangan, kaki dll. Kedua, unsur rohani (batiniah), yang masuk dalam aspek kejiwaan. Segi kejiwaan inilah yang berperan menentukan hidup manusia dalam segala aspek kehidupan. Kalau jiwa itu sehat, maka segala unsur jasmani (lahiriah) akan sehat dan baik pula. Walaupun jasmani manusia kelihatan segar tapi belum tentu dia lepas dari "problem-problem kehidupan" jika kesehatan jiwanya mengalami gangguan. 


Dapatlah disimpulkan, bahwa kesehatan jasmani (lahiriah) itu belum menjadi sistim dari kesehatan jiwa. Gangguan-gangguan jiwa itu bukan saja bisa menimpa orang-orang yang menjalani kesulitan dalam kehidupannya (miskin, melarat) tidak tahu di waktu pagi apa yang akan dimakannya bersama keluarganya di waktu malam, tapi bisa juga menimpa orang-orang yang kaya, malah konglomerat, sebab di hadapan matanya senantiasa terbayang bahwa kalau dia turun dari mobil mewahnya di depan rumahnya sudah ditunggu oleh penjahat yang akan menodong. Atau terbayang di hadapan matanya kawanan perampok akan menggedor rumahnya di tengah malam dengan memakai pistol.

Baik orang yang lemah (dhu'afa) maupun orang yang kaya seperti konglomerat itu tidak terlepas dari gangguan jiwa. Gangguan jiwa itu kadang-kadang berbentuk emosional, ragu-ragu, kecewa, ketakutan, kehilangan jati diri dll. Jika tidak sigap dan cepat menyadari untuk melakukan tindakan antisipasi maka terjadilah penyakit stres, satu penyakit jiwa yang kadang-kadang bisa memakan waktu berminggu-minggu untuk menyembuhkannya. 


Menurut Prof.Dr.Dadang Hawari salah satu obat untuk dapat menekan laju pertahanan gangguan jiwa baik jenis psikosa, neurosa dan lainnya, maka diperlukan terobosan untuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan terhadap stres kehidupan baik fisik maupun mental agar resiko untuk jatuh sakit dapat diperkecil. Adapun terobosan yang dimaksudkan adalah melalui jalan agama, yaitu dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.


Berbeda dengan di negara-negara Barat dimana kedokteran jiwa dan kesehatan jiwanya bercorak sekuler, maka kedokteran jiwa dan kesehatan jiwa Indonesia bercorak religius. Dari berbagai hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli membuktikan betapa pentingnya komitmen agama bagi kehidupan khususnya di bidang kesehatan baik fisik maupun mental. 


Komitmen agama dapat mencegah dan melindungi seseorang dari penyakit, meningkatkan kemampuan mengatasi penyakit dan mempercepat pemulihan (dengan catatan) terapi kedokteran diberikan sebagaimana mestinya. Agama lebih bersifat protektif daripada problem producing. Komitmen agama mempunyai hubungan yang signifikan dan positif dengan clinical benefit


Seorang dokter ahli jiwa Indonesia pernah mengemukakan, bahwa kewajiban puasa Ramadhan kepada setiap muslim adalah kesempatan untuk melatih diri sendiri mengendalikan makan, minum, memelihara mata, hidung, tangan, kaki dll dari perbuatan yang tidak baik, juga melatih jiwa supaya mantap dan stabil, semua itu adalah realita bahwa agama (Islam) meningkatkan daya tahan manusia menghadapi tekanan-tekanan dan tantangan. 


Beberapa dokter ahli jiwa yang berasal dari barat pun sudah melakukan penelitian dan menyimpulkan bahwa agama, yaitu iman (percaya) kepada kekuasaan dan kemuthlakan Ilahi, adalah obat yang paling mujarab menyembuhkan penyakit dan gangguan jiwa. Salah seorang dokter ahli jiwa terkemuka bernama Dr.Carl Jung menulis hasil penelitiannya dalam bukunya yang berjudul Modern Man in Search of a Soul. 


"Selama 30 tahun akhir-akhir ini, orang-orang dari semua negara yang beradab di permukaan bumi ini telah meminta nasehat kedokteran kepada saya. Saya telah merawat beratus-ratus pasien. Tak ada seorang pasien pun yang sudah separo umur, di atas 35 tahun, yang kesukaran-kesukarannya tidak disebabkan karena tidak ada pandangan hidup berdasar keagamaan. Saya dapat berkata dengan pasti bahwa tiap mereka itu menderita sakit karena terlepas dari kehidupan keagamaan, yang dapat memberikan kepuasan kepada penganutnya. Dan tidak seorang juga diantara mereka bisa sungguh-sungguh sembuh sebelum mendapat kembali pandangan hidup yang berdasarkan agama".


Dari penelitian dan pengalaman dokter-dokter ahli jiwa, baik di Indonesia maupun di benua Barat, semuanya sependapat bahwa komitmen agama tegasnya iman (Tauhid) adalah mencegah dan melindungi seseorang dari tekanan gangguan jiwa. Seorang sahabat bernama Sufyan bin Abdullah bertanya kepada Rasullullah, Apakah pegangan utama yang perlu saya lakukan dalam kehidupan ini, maka Nabi menjawab secara singkat : "Ucapkanlah saya beriman kepada Allah, dan teguhlah berpegang mengakui dan melaksanakannya".         

No comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan cerdas dan bijak, lebih baik diam daripada anda komentar yang tidak bermutu