Muhammad bin Abdullah adalah salah satu dari sekian banyak lelaki dari suku Quraisy dan banyak manusia di dunia. Masih banyak lagi lelaki dan manusia lainnya yang lebih kuat, lebih pintar dan lebih kaya dari Muhammad itu sendiri. Bahkan ada sebagian dari mereka itu yang menjadi raja diraja yang tidak didapat Muhammad, anak dari seorang ayahanda bernama Abdullah dan seorang ibunda bernama Aminah.
Pesiar Keliling Bumi dan Langit
Quran Explorer - [Sura : 17, Verse : 1 - 1]
Menjaga hati tetap ingat kepada Allah SWT
Jangan menunda bermuhasabah, agar kesalahan yang sama dapat dihapus, paling tidak diminimalisasi.
Jauhilah kesombongan karena kesombongan adalah penyakit hati yang berbahaya dan membuat seseorang berbangga diri.
Tumbuhkan sikap tawadhu, yakinkan bahwa masih banyak orang-orang yang bisa berbuat jauh lebih baik dari kita, sehingga tidak cepat merasa puas.
Tetaplah beristighfar dalam setiap langkah agar jika menyimpang ke jalan yang sesat bisa diluruskan kembali.
Keberuntungan adalah momen ketika persiapan berpapasan dengan kesempatan. Luangkan waktu 30 menit sekali dalam satu minggu untuk menenangkan diri / berkontemplasi.
Seperti dalam pekerjaan, jika kita tidak memperluas pergaulan maka kita akan merasa bosan.
Kita semua mencari kebahagiaan. Wajar bila kadang-kadang kita merasa kehilangan, ketika perasaan ini datang pergilah ke dalam diri kita sendiri dan temukanlah potensi lain yang tersembunyi.
Tidurlah cepat-cepat, bangunlah cepat-cepat, hidup kita pasti bahagia.
Walikota Teladan
Walikota Basrah Abu Musa Al-Asyari bersyukur kepada Allah karena memiliki tentara muslim yang tangguh, berdisiplin dan kuat. Berhasil memenangkan sejumlah peperangan.
Setelah selesai salah satu peperangan, seorang Badui, termasuk tentara muslim, tengah menghitung-hitung ghanimah dari hasilnya berperang. Kali ini dia ingin dapatkan seluruh ghanimah.
Hasil hitungan itu disampaikan kepada walikota namun walikota hanya mau memberi setengah dari ghanimah. Badui masih tetap ngotot minta seluruh hak ghanimahnya sebagai tentara muslim.
Abu Musa khawatir sikap Badui bisa memancing tentara muslim lainnya turut meminta ghanimah seluruhnya. Padahal sebagian ghanimah diperlukan untuk kemashalahatan masyarakat. Karena Badui itu tetap ngotot, maka walikota menghukumnya. Badui dihukum cambuk dan kepalanya digunduli di depan umum.
Perbuatan Abu Musa menambah kemarahan Badui. Dia pergi ke Madinah dan melapor ke Khalifah Umar bin Khatab. Dia minta keadilan. Khalifah bijaksana. Dia menerima pengaduan Badui dan menghukum balik walikota sebagaimana hukuman yang diterima Badui. Seketika Badui senang bukan main. Wajahnya menjadi ceria.
Tidak begitu dengan Walikota Abu Musa. Dia menyadari kesalahannya. Kini bersiap menerima hukuman balasan kena cambuk dan digunduli di depan rakyatnya serupa nasib Badui. Para penasehat walikota menyarankan supaya Abu Musa menolak perintah Khalifah. Bagaimana bisa walikota dipermalukan oleh Badui yang rakyat biasa ? Abu Musa tetap dalam pendirian.
Saat hukuman tiba, Abu Musa pasrah. Badui siap mencambuk walikota tapi hatinya bergetar. Bukankah perbuatan walikota itu untuk kebaikan umat Islam ? Tiba-tiba cambuk dibuang dan dia memeluk Abu Musa. Keduanya berpelukan seraya saling memaafkan.
Rasulullah & Pengemis Yahudi Buta
Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah, seorang pengemis yahudi buta, hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku! jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya".
Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang beliau wafat.
Setelah Rasul wafat maka tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.a. Beliau bertanya kepada anaknya, "Anakku adakah sunnah yang belum aku kerjakan ?" Aisyah r.a menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah ahli sunnah, hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah itu?", tanya Abubakar r.a. "Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.a.
Keesokan harinya Abu bakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a. mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "siapakah kamu ?" Abubakar menjawab, "aku orang yang biasa". "Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", "Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan padaku dengan mulutnya sendiri".
Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad SAW". Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, "benarkah? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya dan ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, Pengemis yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a.
Keesokan harinya Abu bakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a. mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "siapakah kamu ?" Abubakar menjawab, "aku orang yang biasa". "Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", "Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan padaku dengan mulutnya sendiri".
Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad SAW". Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, "benarkah? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya dan ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, Pengemis yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a.
Subscribe to:
Posts (Atom)