Minta Izin Berzina

Seorang pemuda dari kaum Quraisy mendatangi Rasullullah SAW. Para sahabat bergembira karena tak lama lagi Rasullullah bakal mengeluarkan ilmu dan hikmah. Dapat menambah dan memperkuat keimanan para sahabat.

Tapi para sahabat terkejut ketika pemuda itu tanpa basa-basi berkata terus-terang dan bersungguh-sungguh. Bukan main-main. "Ya Rasullullah, izinkanlah aku berzina..." katanya dengan penuh harap kiranya izinnya keluar. Kalau Rasul mengizinkan berarti tidak ada beban dosa melainkan justru berpahala jadinya.

Wajah sebagian para sahabat memerah karena tidak senang dengan kekurangajaran si pemuda yang minta izin berzina. Memangnya Rasullullah bisa menjadi penebus dosa dan mengeluarkan kartu bebas dosa ?


"Mendekatlah kemari wahai anak muda dan duduklah," jawab Rasullullah dengan ramah dan penuh perhatian. Kejujuran pemuda itu sungguh menarik hati beliau yang terkenal selembut salju. 


"Senangkah engkau bila seseorang berzina dengan ibumu ?" tanya beliau. "Demi Allah, aku tidak akan pernah merelakannya. Allah menjadikanku sebagai tebusanmu," jawabnya. "Senangkah engkau bila seseorang berzina dengan putrimu ?" tanya beliau lagi. "Demi Allah, aku tidak akan pernah merelakannya. Allah menjadikanku sebagai tebusanmu," jawabnya. "Senangkah engkau bila seseorang berzina dengan bibimu dari pihak ayahmu?" tanya beliau sekali lagi. "Demi Allah, aku tidak akan pernah merelakannya. Allah menjadikanku sebagai tebusanmu," jawabnya.


Selanjutnya Rasullullah berkata, "Manusia-manusia lain juga tidak ada yang senang kalau ibu-ibunya, putri-putrinya dan bibi-bibinya mengalami hal seperti itu." Hati pemuda itu bergetar hebat. Keinginannya berzina meredup dan lenyap padahal sebelumnya begitu kuatnya. Maklum darah masih muda. Nafsu juga masih begitu besar. Nabi mengusap pemuda itu dan berdoa, "Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya." Kini hati pemuda itu telah berganti dengan hati yang baru. Hati beriman yang selalu mendorongnya berbuat kebaikan dan kemuliaan. 

No comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan cerdas dan bijak, lebih baik diam daripada anda komentar yang tidak bermutu