Wasiat Mayat

Wasiat biasa disampaikan seseorang yang mendekati saat-saat kematiannya. Alqur'an memerintahkan setiap orang memberikan wasiat bilamana merasa waktu kematiannya hampir tiba. Kiranya keluarga yang ditinggalkan mau bersabar tiap kali mengalami musibah dan bersyukur tiap kali merasakan kenikmatan hidup. 

Meski begitu sebuah wasiat juga bisa disampaikan setelah seseorang mengalami kematiannya, terutama dari orang-orang yang meninggal dunia dalam keadaan beriman kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun atau siapapun. Abu Bakar ash-Shiddiq mengungkapkannya, "Kita tidak pernah mengetahui seorangpun yang memberikan wasiatnya setelah kematiannya kecuali sahabat Sabit bin al-Qais."

Sebelumnya Sabit menjadi salah satu syuhada dalam perang yamamah. Jasadnya masih mengenakan baju besi. Seorang muslim yang lewat tergoda untuk mengambil baju besi milik Sabit tanpa seorangpun mengetahuinya. Ketika anak perempuan Sabit tengah tidur, Sabit mendatanginya dalam mimpinya kemudian berkata, "Aku mewasiatkan kepadamu sebuah wasiat, maka janganlah engkau berkata ini hanya mimpi, lalu diabaikan. Sesungguhnya ketika aku meninggal kemarin, ada seorang dari kaum muslimin lewat dan mengambil baju besiku, rumah orang itu di ujung desa. Rumahnya dikelilingi benteng yang tingginya enam meter.

Baju besi itu diletakkan di atas pelana unta. Pergilah kamu ke tempat Khalid bin Walid dan perintahkan dia untuk mengambilkan baju besiku. Jika kamu sampai di Madinah dan menjumpai Khalifah Abu Bakar ash-Shidiq, maka katakan padanya, "Sesungguhnya aku mempunyai hutang sekian, dan fulan (seorang budakku) sudah aku bebaskan."


Esok harinya, anak perempuan Sabit mendatangi Khalid bin Walid dan menceritakan mimpinya. Khalid segera mencari dan mengambil baju besi itu. Begitu pula ketika bertemu Khalifah, anak perempuan itu mengatakan mimpinya. Abu Bakar segera melaksanakan wasiatnya Sabit.


Semua wasiat dari almarhum Sabit terbukti dalam kenyataannya. Mimpi anak perempuannya adalah mimpi yang benar. Baik Khalid maupun Abu Bakar tidak membantahnya atau menganggapnya sebagai bunga tidur melainkan sebagai kebenaran. Hal ini membuktikan bahwa orang-orang yang beriman akan dipertemukan kembali di akhirat dalam naungan rahmat Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.    

No comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan cerdas dan bijak, lebih baik diam daripada anda komentar yang tidak bermutu