Showing posts with label maut. Show all posts
Showing posts with label maut. Show all posts

Menyeimbangkan Dunia & Akhirat

Dalam kamus Islam kita mengenal dua cara untuk mendapatkan pahala (kebaikan), yaitu memperbaiki (hubungan baik) manusia kepada yang khalik (Allah), sering juga disebut dengan hubungan vertikal dan hubungan antara sesama manusia disebut dengan hubungan horizontal. Dua macam ini nilai ganjarannya sama yaitu ibadah. Kita sebut dua cara macam hubungan tadi nilainya sama ibadah, tetapi bukan berarti ibadah horizontal nilainya sama dengan nilai ibadah secara vertikal langsung kepada Allah. Seperti yang kita tahu nilai ibadah vertikal yaitu ibadah yang difokuskan pada pelaksanaan rukun islam. Seandainya disebut setara, maka akan banyak kalangan Islam cukup mendahulukan berbuat baik kepada manusia saja, dan boleh melupakan hal-hal yang sudah tercantum dalam rukun islam tersebut. Jadi kata sama bukan berarti setara pahalanya antara sholat kepada Allah dan berbuat baik kepada manusia. Sekalipun dua-duanya diniatkan sama-sama berbuat kebaikan dalam mencari ridho Allah SWT. Hingga kini tak seorang ulama pun yang bisa mengukur berapa besar pahala sebuah nilai kebajikan sesama manusia dibanding dengan pahala atas pekerjaan kita menyembah Allah (sholat). Inilah sebuah rahasia Allah, hanya Allah yang pasti sanggup mengukur bagaimana tingkat kesolehan manusia berbuat karya sesama manusia itu sendiri, dan bagaimana pula Allah menilai seseorang yang telah berlaku soleh terhadap-Nya.  

Teman Setia

Sebesar apapun kasih suami terhadap istri atau istri terhadap suami, tak seorangpun mau menemani kekasihnya di dalam kubur. Bahkan dia akan menimbuni kekasihnya itu dengan tanah lalu diinjak-injak biar tanahnya menjadi keras supaya kekasihnya tetap di dalam kubur selama-lamanya. 

Meski semua kekasih bersikap begitu terhadap kekasihnya masing-masing, namun ternyata ada kekasih yang benar-benar kekasih. Kekasih sejati. Dia tak hanya mau menemani kekasihnya selagi hidup tapi juga menemaninya ketika kekasihnya berada di dalam kubur sekalipun. Lebih dari itu, dia terus menemaninya sampai kekasihnya kembali dibangkitkan oleh Tuhan-nya di akhirat. 

Rasullullah SAW bersabda, "Rumah yang di dalamnya dibacakan Al-Quran, maka di atas rumah itu ada tanda dari cahaya sebagai petunjuk bagi penduduk langit, seperti bintang bercahaya menjadi petunjuk di tengah lautan atau di tengah gurun. 

Jika orang yang selalu mempelajari Al-Qur'an meninggal dunia, maka Al-Qur'an datang kepadanya dalam bentuk yang bagus dan berdiri di sisi kepalanya hingga dia selesai dikafani. Al-Qur'an kemudian masuk ke dadanya, di bawah kain kafan. Setelah dikuburkan, ditimbun dengan tanah dan istri serta keluarganya meninggalkannya, Malaikat Munkar dan Nakir segera mendatanginya dan mendudukkan di kubur. Al-Qur'an kemudian mendatangi Munkar dan Nakir. 

Kedua malaikat itu berkata, "Minggirlah, kami akan menanyainya!" Al-Qur'an menjawab, "Tidak. Demi Tuhan yang mempunyai Ka'bah, dia adalah sahabat dan kekasihku, dan aku tidak akan mengecewakannya dalam keadaan apapun. Jika kalian diperintahkan sesuatu, lakukanlah apa yang diperintahkan, dan biarkan aku di tempat ini, karena aku tidak akan meninggalkannya sampai aku memasukkannya ke syurga."

Al-Qur'an memandang kepada orang itu dan berkata, "Aku adalah Al-Qur'an, kekasihmu tersayang, dan siapa yang kusayangi, maka Allah pun menyayanginya. Setelah pertanyaan Munkar dan Nakir selesai, tidak ada kesusahan dan kesedihan bagimu." 


Sakaratul Maut Nabi Akhir Zaman


Pada pagi itu, dari atas mimbar masjid, Rasullullah dengan suara terbata-bata menyapa kaum muslimin, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, Al-Qur'an dan Assunnah. Barang siapa mencintai sunnahku, berarti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk surga bersama aku."